Pengaruh Adean Ku Kuda Beureum Terhadap Budaya Hartina: Studi Kepustakaan

Konsep Adean Ku Kuda Beureum dan Maknanya dalam Budaya Hartina

Adean Ku Kuda Beureum merupakan salah satu tradisi yang melekat dalam budaya Hartina. Istilah ini merujuk kepada upacara pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat Sunda di Jawa Barat, Indonesia. Dalam konteks budaya Hartina, adean ku kuda beureum memiliki makna dan pengaruh yang mendalam terhadap kehidupan sosial, agama, dan nilai-nilai tradisional. Dengan melakukan studi kepustakaan, artikel ini akan menguraikan pengaruh adean ku kuda beureum terhadap budaya Hartina.

Aspek Sosial dalam Adean Ku Kuda Beureum

Adean ku kuda beureum tidak hanya sekadar sebuah upacara pernikahan, namun juga melibatkan banyak komponen sosial yang berpengaruh dalam budaya Hartina. Salah satu aspek sosial yang terlihat adalah solidaritas antara keluarga mempelai pria dan keluarga mempelai wanita. Dalam adean ku kuda beureum, kedua belah pihak keluarga harus saling berkoordinasi untuk menyelenggarakan upacara tersebut dengan baik.

Selain itu, adean ku kuda beureum juga menjadi ajang pertemuan dan interaksi antara kerabat dan tetangga. Berkat upacara ini, hubungan sosial yang ada dalam masyarakat Hartina menjadi semakin erat. Upacara pernikahan ini sering kali dihadiri oleh banyak tamu undangan dari berbagai kalangan, sehingga dapat memperkuat ikatan antara keluarga dan komunitas.

Pengaruh Agama dalam Adean Ku Kuda Beureum

Pengaruh agama juga terlihat dalam adean ku kuda beureum. Masyarakat Sunda yang menganut agama Islam akan menyelenggarakan upacara pernikahan ini dengan nuansa Islami. Salah satu tradisi yang dilakukan adalah ijab qabul, yakni prosesi akad nikah yang dilaksanakan dengan meyakinkan sepuluh saksi dan diawasi oleh seorang imam.

Selain itu, adanya pesantren kilat menjelang pernikahan juga merupakan bagian dari pengaruh agama pada adean ku kuda beureum. Pesantren kilat ini bertujuan untuk mendalami ajaran Islam dan melahirkan generasi yang religius. Dalam konteks budaya Hartina, pesantren kilat ini menjadi sebuah refleksi nilai-nilai keagamaan yang menguatkan kesucian ikatan perkawinan.

Nilai Tradisional dalam Adean Ku Kuda Beureum

Adean ku kuda beureum juga memberikan pengaruh terhadap pemertahanan nilai-nilai tradisional dalam budaya Hartina. Salah satu contohnya adalah adanya upacara selamatan sebelum pelaksanaan pernikahan. Upacara selamatan ini melibatkan peran orang tua mempelai dan tokoh adat sebagai pemimpin acara.

Selain itu, keberadaan pengajian selama masa persiapan juga menjadi bagian dari pemertahanan nilai tradisional dalam adean ku kuda beureum. Pengajian tersebut merupakan wadah untuk mengingatkan para calon pengantin tentang tanggung jawab dan tugas sebagai suami atau istri dalam keluarga yang akan dibina.

Kesimpulan

Dalam budaya Hartina, adean ku kuda beureum memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aspek sosial, agama, dan nilai-nilai tradisional. Melalui upacara pernikahan ini, masyarakat Sunda dapat memperkuat ikatan sosial antar keluarga dan komunitas. Selain itu, pengaruh agama yang tercermin dalam nuansa Islami pada adean ku kuda beureum juga memperkuat nilai-nilai keagamaan dalam masyarakat Hartina. Terakhir, pemertahanan nilai-nilai tradisional juga menjadi salah satu hasil dari pelaksanaan adean ku kuda beureum di budaya Hartina.

Categorized in: