Analisis Akademik: Tajwid Surat Al Hujurat Ayat 13

Tajwid adalah ilmu yang mempelajari tata cara membaca Al-Quran dengan benar. Melalui penerapan tajwid, seorang pembaca Al-Quran dapat menghormati keindahan dan keagungan bacaan suci ini dengan memperhatikan aturan-aturan yang ada. Salah satu surat di dalam Al-Quran yang memiliki ayat yang menarik untuk dianalisis dari segi tajwid adalah Surat Al Hujurat Ayat 13.

Pendahuluan

Surat Al Hujurat adalah surat ke-49 dalam urutan mushaf dan terdiri dari 18 ayat. Surah ini diturunkan setelah peristiwa Penaklukan Makkah dan berisi petunjuk tentang etika sosial terkait hubungan antara Muslim dengan Muslim lainnya, serta hubungan mereka dengan Rasulullah SAW.

Pembahasan

Ayat 13: “Ya ayyuhannas, inna khalaqnakum min zakarin wa untsa”

Surah Al Hujurat Ayat 13 mengandung hukum tajwid yang harus diperhatikan dalam membaca ayat ini. Pada awal kalimat terdapat bunyi “ya” (ي). Bunyi ini merupakan harf mad wajib muttasil karena memiliki dua harakat panjang fathah (ـَا) di atasnya. Pada bunyi tersebut, pembaca harus memperpanjang huruf tersebut 2 harakat penuh.

Bunyi “ayyuhannas” (أيها النّاسُ) terdiri dari dua kata, yaitu “ayyuhan” dan “nas”. Pada kata pertama, terdapat bunyi harf mad wajib munfasil yaitu bunyi ya (ي), yang harus dipanjangkan sebanyak 2 harakat penuh. Sedangkan pada kata kedua, terdapat tanda sukun (ـْ) di atas huruf nun (ن). Hal ini menunjukkan bahwa huruf nun tersebut harus dibaca dengan tajwid sukun yaitu tanpa dihias dengan harakat apapun.

Kata “inna” (إِنّا) memiliki hukum bacaan wawi al-qasam, yang merupakan harf mad lazim munfasil maupun muttasil. Jadi, huruf waw pada kata ini dapat dipanjangkan 6 harakat jika bertemu dengan harf lazim muttasil dan 4 harakat jika bertemu dengan harf lazim munfasil.

Kemudian, kita mencermati kata “khalaqnakum”. Pada awal kalimat ini terdapat bunyi hamzah wasal yang disebut juga sebagai silah al-athar. Silah ini memiliki dua kemungkinan bacaan, yaitu jika bertemu dengan bunyi vokal fattah (ـَ) atau kasrah (ـِ), maka ‘ayn (ع) pada “khalaqnakum” dibaca dengan tajwid hamzah wasal sehingga dihilangkan bunyi sukun-nya dan dilafalkan sebagai bunyi panjang. Jika bertemu dengan dhammah (ـُ), maka ‘ayn (ع) pada “khalaqnakum” dibaca dengan tajwid makhraj aslinya yaitu sebagai huruf hujjah yang disertai harakat vokal dhammah.

Tafsir Tematis Ayat 13

Ayat 13 Surat Al Hujurat ini membawa pesan penting bahwa Allah SWT menciptakan manusia dari seorang pria dan seorang wanita, yaitu Adam dan Hawa. Hal ini menunjukkan bahwa dalam keberagaman gender, manusia berasal dari asal-usul yang sama dan memiliki persamaan hak serta kewajiban dalam Islam.

Tafsir tematis ayat ini relevan untuk mempelajari kesetaraan gender dalam Islam, karena menggarisbawahi pentingnya saling menghormati antar individu tanpa membedakan jenis kelamin. Pesan ini juga menekankan pentingnya memahami bahwa perbedaan gender tidaklah menjadi landasan untuk diskriminasi atau perlakuan tidak adil dalam masyarakat Muslim.

Kesimpulan

Surat Al Hujurat Ayat 13 dalam Al-Quran mengandung hukum tajwid yang harus diperhatikan saat membacanya. Penerapan tajwid membantu pembaca Al-Quran untuk menghormati keindahan dan keagungan bacaan suci ini. Ayat ini juga memiliki pesan penting tentang kesetaraan gender dalam Islam, bahwa pria dan wanita berasal dari asal-usul yang sama dan memiliki hak serta kewajiban yang sama di hadapan Allah SWT.

Melalui analisis akademik tentang tajwid dan tafsir tematis ayat 13 Surat Al Hujurat ini, kita dapat lebih memahami intricacies bacaan Al-Quran dan pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya.

Categorized in: