Denah adalah gambar atau sketsa yang digunakan untuk menggambarkan tata letak atau susunan ruangan dalam sebuah bangunan. Denah ini menjadi alat penting dalam proses perancangan arsitektur, karena memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana ruang-ruang tersebut terhubung dan diatur sehingga menciptakan suatu desain yang efisien dan fungsional.
Pendahuluan
Dalam membuat denah, ada beberapa pedoman ilmiah yang harus diperhatikan. Keterangan yang diberikan akan menjadi dasar dalam menyusun denah yang akurat dan informatif. Mengikuti pedoman ini akan membantu memastikan bahwa denah yang dibuat dapat dengan mudah dipahami oleh siapa pun yang melihatnya, termasuk arsitek, kontraktor, dan pengguna akhir bangunan.
Menentukan Skala Denah
Salah satu hal penting dalam membuat denah adalah menentukan skala penggambaran. Skala ini akan memberikan informasi tentang ukuran sebenarnya dari ruangan dan elemen-elemen lainnya dalam gambar. Dalam konteks pembuatan denah, istilah “skala” merujuk pada perbandingan antara ukuran sebenarnya dengan ukuran pada gambar.
Skala denah biasanya dinyatakan dalam rasio 1:x atau 1/x, di mana x merupakan angka bulat positif. Misalnya, jika menggunakan skala 1:50, artinya setiap satuan panjang pada gambar sama dengan 50 satuan panjang dalam keadaan sebenarnya. Skala yang umum digunakan dalam pembuatan denah adalah 1:50, 1:100, dan 1:200.
Langkah-langkah dalam Menentukan Skala Denah:
- Tentukan ukuran ruangan atau bangunan yang akan digambarkan.
- Tentukan batasan ruang lingkup gambar yang diinginkan.
- Pilih skala yang sesuai untuk gambar tersebut.
- Ubah ukuran sebenarnya menjadi skala yang sesuai menggunakan rumus perbandingan.
Memperhatikan Simbol-Simbol pada Denah
Denah biasanya menggunakan simbol-simbol khusus untuk menggambarkan elemen-elemen seperti pintu, jendela, tangga, dan perabotan. Pemilihan simbol-simbol ini harus memperhatikan standar yang berlaku dan memberikan informasi yang jelas kepada pembaca denah.
Terdapat banyak referensi atau panduan yang meliputi berbagai simbol arsitektur dan teknik sipil. Beberapa simbol umum pada denah antara lain:
- Pintu: Dalam denah, pintu sering dilambangkan dengan garis lurus dengan tanda panah menunjukkan arah membuka atau menggeser pintu.
- Jendela: Jendela biasanya dilambangkan dengan bentuk persegi panjang dengan garis-garis ganda atau titik-titik kecil di sekelilingnya.
- Tangga: Tangga dapat dilambangkan dalam berbagai cara, tergantung pada jenis dan bentuk tangganya. Simbol yang paling umum adalah garis zigzag atau tanda anak panah yang menunjukkan arah naik atau turun.
- Perabotan: Beberapa denah juga mencantumkan perabotan seperti meja, kursi, atau lemari. Simbol-simbol khusus digunakan untuk menggambarkan perabotan ini dengan jelas.
Pemetaan Tata Letak Gedung
Dalam membuat denah, tata letak gedung harus dipetakan dengan jelas agar memiliki kejelasan dan efisiensi fungsional dalam penggunaannya. Pemetaan tata letak gedung ini melibatkan beberapa tahap, seperti penentuan zona-zona utama dan hubungan antar ruang.
Pendefinisian Zona-zona Utama:
Tahap pertama dalam pemetaan tata letak gedung adalah penentuan zona-zona utama yang akan ada di dalamnya. Zona ini dapat mencakup area publik seperti ruang penerima tamu, kantor administrasi, dan aula pertemuan. Zona lainnya mungkin termasuk area kerja seperti laboratorium atau ruang kreatif.
Penyusunan zona-zona ini harus didasarkan pada kebutuhan pengguna bangunan serta aspek fungsional dari setiap zona tersebut. Misalnya, aula pertemuan harus terletak di tempat yang mudah diakses oleh semua orang, sedangkan ruang kerja yang membutuhkan privasi harus ditempatkan di area yang lebih terpisah dari area publik.
Hubungan Antar Ruang:
Setelah zona-zona utama ditentukan, langkah selanjutnya adalah menghubungkan ruang-ruang tersebut secara logis agar membentuk tata letak yang efisien. Penting untuk mempertimbangkan hubungan antar ruangan dalam hal aksesibilitas dan aliran lalu lintas manusia.
Sebagai contoh, jika terdapat banyak koneksi antar ruangan yang diperlukan karena adanya kerjasama atau ketergantungan antar bagian, maka ruangan-ruangan tersebut sebaiknya diletakkan dekat satu sama lain. Hal ini akan meminimalkan waktu dan jarak yang ditempuh oleh pengguna bangunan saat berpindah dari satu ruangan ke ruangan lainnya.
Kesimpulan
Dalam membuat denah, penting untuk mengikuti pedoman ilmiah yang telah ditetapkan. Menentukan skala denah dengan benar, menggunakan simbol-simbol yang jelas, dan memetakan tata letak gedung dengan efisien adalah langkah-langkah penting dalam menyusun denah yang akurat dan informatif. Denah ini akan menjadi panduan bagi para arsitek, kontraktor, dan pengguna akhir bangunan dalam merancang dan menggunakan bangunan tersebut.