Melihat Sisi Kemuhammadiyahan Dan Tinjauan Fashion UMY Vs UAD
Pada era modern ini, institusi pendidikan tinggi telah menjadi lebih dari sekadar tempat untuk mendapatkan gelar akademis. Sebagai pusat pembelajaran, perguruan tinggi juga menjadi wadah bagi pengembangan budaya dan identitas. Dua perguruan tinggi yang memiliki hubungan erat dengan Muhammadiyah, yakni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD), memiliki ciri khas yang unik dalam melihat sisi kemuhammadiyahan dan tinjauan fashion.
Sisi Kemuhammadiyahan: Tradisi dan Nilai-Nilai Islam yang Kental
Pada dasarnya, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) didirikan berdasarkan nilai-nilai Islam yang dijunjung tinggi. Hal ini tercermin dalam kurikulum yang disusun dengan memperhatikan ajaran agama Islam serta nilai-nilai kepemimpinan, kemanusiaan, dan toleransi. Universitas-universitas ini juga memiliki kegiatan keagamaan yang aktif, seperti kuliah subuh, diskusi agama, dan kegiatan keislaman lainnya.
Di sisi lain, pemahaman terhadap kemuhammadiyahan juga tercermin dalam budaya dan tradisi kampus. Mahasiswa dan staf pengajar di UMY dan UAD cenderung mengenakan pakaian yang sopan dan menutup aurat sesuai dengan tuntunan Islam. Hal ini menunjukkan komitmen mereka dalam menjaga identitas kemuhammadiyahan dan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Tinjauan Fashion UMY Vs UAD: Antara Modernitas dan Tradisi
Meskipun nilai-nilai Islam menjadi landasan utama dalam kehidupan kampus, UMY dan UAD juga tidak terlepas dari perkembangan dunia fashion. Perkembangan ini tercermin dalam pakaian yang dikenakan oleh mahasiswa dan staf pengajar di kedua universitas. Namun, terdapat perbedaan dalam gaya berbusana antara UMY dan UAD.
UMY cenderung mengutamakan busana yang sederhana namun tetap elegan. Mahasiswa dan staf pengajar di UMY biasanya mengenakan pakaian berwarna netral seperti putih, hitam, dan abu-abu, dengan potongan yang longgar namun tetap rapi. Pakaian yang dipilih juga cenderung menutup aurat dan tidak terlalu mencolok.
Di sisi lain, UAD dikenal dengan gaya berbusana yang lebih beragam dan berwarna-warni. Mahasiswa dan staf pengajar di UAD seringkali mengenakan pakaian dengan warna cerah dan motif yang mencolok. Mereka juga lebih berani dalam bereksperimen dengan gaya busana, seperti mengombinasikan pakaian tradisional dengan modern atau memadukan berbagai aksesoris.
Kesimpulan: Merawat Identitas Kemuhammadiyahan Melalui Fashion
Dari tinjauan di atas, dapat disimpulkan bahwa UMY dan UAD sebagai institusi pendidikan tinggi yang berbasis pada nilai-nilai Islam memiliki ciri khas dalam melihat sisi kemuhammadiyahan dan tinjauan fashion. Sementara UMY lebih mengutamakan kesederhanaan dan elegansi dalam berbusana, UAD cenderung lebih beragam dan berani dalam bereksperimen dengan gaya busana.
Meskipun demikian, baik UMY maupun UAD tetap memiliki komitmen dalam merawat identitas kemuhammadiyahan melalui fashion. Pakaian yang dipilih oleh mahasiswa dan staf pengajar di kedua universitas tetap mengedepankan nilai-nilai Islam seperti ketertiban, kesopanan, dan kebersamaan. Dengan demikian, UMY dan UAD tidak hanya menjadi tempat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai wadah untuk mempertahankan tradisi dan nilai-nilai luhur Islam dalam kehidupan sehari-hari.